Wa


Selasa, 14 Juli 2015

Agen bola SBOBET - Sejarah Hari Ini (14 Juli): Sepakbola Pemicu Perang Militer

Sejarah Hari Ini (14 Juli): Sepakbola Pemicu Perang Militer




Agen bola SBOBET - Pernahkah Anda membayangkan bahwa sepakbola dapat memicu terjadinya perang bersenjata? Hal tersebut benar-benar terjadi tepat hari ini, 1969 silam.

Perang ini melibatkan dua negara Amerika Tengah, El Salvador dan Honduras. Akar masalah sebenarnya memang bukanlah dari faktor sepakbola, melainkan didasari masalah ekonomi mengenai isu imgirasi warga El Salvador menuju Honduras.

Diyakini ketika pada kepemimpinan presiden Honduras kala itu, Lopez Arellano. Pada 1968 lalu, Honduras didera krisis ekonomi cukup serius. Pemogokan masal dan kerusuhan jamak terjadi. Hanya saja Arellano justru mengkambinghitamkan 300 ribu imigran El Salvador sebagai beban dan pengganggu ekonomi negerinya.

Buntut dari tudingan tersebut, akhirnya warga El Salvador mulai bergerak untuk angkat kaki dari Honduras pada Mei 1968 akibat tekanan dan intimidasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun warga sipil Honduras, di mana eksodus tersebut rupanya menyebabkan populasi di dalam negeri El Salvador sendiri semakin membludak.




Duel pertama berlangsung pada 8 Juni 1969 di ibukota Honduras, Tegucigalpa. Tuan rumah berhasil menang tipis 1-0. Sampai di sini, belum tampak ada tanda-tanda yang melebihi sekadar aroma permusuhan di lapangan. Namun kebalikannya terjadi sepekan kemudian kala leg kedua di ibukota El Salvador, San Salvador.

El Salvador memetik kemenangan telak 3-0 di laga kedua. Namun karena aturan selisih gol saat itu belum diberlakukan, kedua tim harus melakukan laga di tempat netral, yaitu di Kota Meksiko, pada 27 Juni 1969. Di laga ketiga, El Salvador berhasil mengalahkan Honduras 3-2 setelah melewati perpanjangan waktu.

Hanya saja, sukses itu tak cukup meredakan tensi kedua negara yang sudah panas. Puncaknya yakni pada 14 Juli 1969, tentara El Salvador membombardir Tegucigalpa. Perang terbuka lantas berlangsung sengit selama seratus jam, menewaskan 6.000 orang dan lebih dari 12.000 korban lain luka-luka.


11 tahun berlalu, kedua negera menandatangani perjanjian damai, 30 Oktober 1980, dan menyepakati untuk merampungkan sengketa. Namun sejatinya ketegangan baru benar-benar surut pada 2006, saat presiden kedua negara berjabat tangan di perbatasan dan menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan seperti sedia kala.

0 komentar:

Posting Komentar