CATATAN: Soal Louis Van Gaal, Tottenham Hotspur Untung Manchester United Buntung?
Spurs sempat mencoba untuk merekrut Van Gaal sebelum diboyong United, namun kini klub London Utara itu justru tampak lebih baik di bawah arahan Pochettino.
Agen Bola ibcbet - Ketika Daniel Levy menghabiskan hampir enam jam di apartemen eksklusif Louis van Gaal di Noordwijk, Belanda pada Desember 2013, chairman Tottenham Hotspur itu yakin telah menemukan manajer untuk membawa klubnya ke jajaran elit.
Van Gaal menjelaskan visi dan rencananya bagi klub asal London Utara tersebut serta cetak birunya untuk mengulang masa kejayaan miliknya bersama Ajax Amsterdam, Barcelona hingga Bayern Munich.
Itu adalah proposal menarik dari manajer dengan mental pemenang dengan filosofi bahwa sang pelatih selalu bisa memaksimalkan kemampuan skuat, mengembangkan pemain ketimbang harus mendatangkan rekrutan mahal.
Hal itu selaras dengan rencana Spurs, yang tetap tertatih-tatih kendati telah menghabiskan dana belanja £110 juta untuk menggaet sejumlah pemain baru, dengan hasil pemecatan Andre Villas-Boas serta Tim Sherwood di akhir musim lalu.
Rasa frustrasi sempat melanda Levy kala Van Gaal saat itu menolak untuk menerima tawarannya dengan berbagi fokus dalam tugasnya sebagai pelatih Belanda dan meminta Spurs untuk menunggu hingga Piala Dunia berakhir - namun rupanya itu jalan yang benar.
Pada pertengahan Februari, meski pelatih 63 tahun itu sadar akan potensi minat klub lain, yang lebih menarik Manchester United di mana ketika itu manajer David Moyes dalam tekanan hebat.
Spurs terus mendekati Van Gaal secara intensif namun saat Moyes dipecat pada April lalu, kesepakatan sudah muncul ke permukaan dan pelatih legendaris Belanda itu akan menduduki kursi di Old Trafford.
Tottenham, tentu saja, mencari alternatif lain dan menunjuk manajer lain dengan dedikasi, filosofi serta komitmen serupa untuk terus mengembangkan bakat-bakat muda yang ada.
Keputusan diambil, Levy mungkin saat ini merasa telah terhindar dari kemalangan dengan memilih Mauricio Pochetting sebagai rekrutan manajer kesembilan dalam periodenya di Tottenham ketimbang Van Gaal.
Akhir pekan ini, Tottenham akan bertandang ke Manchester dan mereka sadar akan terus menghidupkan pacuan empat besar dengan United jika mampu mencatatkan kemenangan ketiga secara beruntun di Old Trafford.
Pasukan Pochettino di atas angin, karena selagi suporter United masih menunggu filosofi Van Gaal bekerja, Tottenham telah menjadi salah satu tim atraktif musim ini di bawah arahan manajer asal Argentina tersebut.
Kinerja lambat awal musim termasuk saat kalah di kandang dari West Brom, Newcastle hingga Stoke, perlahan sirna dan Spurs telah menemukan irama mereka dengan filosofi sang murid Marcelo Bielsa tersebut mulai berjalan.
Awal tahun baru ini, mereka menjadi klub kedua yang mampu mencetak lima gol ke gawang pasukan Jose Mourinho dengan kemenangan sensasional 5-3 atas Chelsea. Kemudian berlanjut Februari dengan kemenangan 2-1 dalam derby London Utara melawan rival, Arsenal.
Dalam kedua kesempatan tersebut, Harry Kane dua kali menjebol gawang lawan dan striker Tottenham itu berpeluang untuk menambah koleksi golnya menjadi 26 musim ini dengan merepotkan pertahanan United selanjutnya.
Antusiasme Kane, kemampuan serta kepercayaan diri, seperti produk akademi lainnya, Nabil Bentaleb dan Ryan Mason, adalah bukti kerja nyata Pochettino. Klub London Utara kini menerapkan sepakbola atraktif dan menyerang yang akan mengundang decak kagum Jimmy Greaves, Glenn Hoddle, Paul Gascoigne dan kawan-kawan.
Mereka juga menjadi tim yang disiplin, di mana Pochettino telah memperbaiki sikap dan konsentrasi tim. Spurs mengumpulkan 13 poin musim ini dengan dengan mencetak gol setelah 85 menit laga, merespon kekalahan di final Piala Liga dengan hasil positif dalam lanjutan liga domestik.
Sementara itu, United di tangan Van Gaal bermain secara hati-hati, memainkan sepakbola riskan dengan mengandalkan penguasaan bola dan berharap lawan kelelahan sehingga dapat menciptakan ruang untuk serangan.
Mereka telah menghabiskan £150 juta untuk perekrutan pemain baru musim panas lalu demi target lolos Liga Champions musim depan namun permainan mereka cenderung biasa-biasa saja dengan Daley Blind yang cukup efektif dalam skema saat ini.
United, lebih sering daripada tidak, menemukan cara untuk menang musim ini dengan sebagian besar berkat kualitas lini depan mereka yang ditunjang dengan kelengahan lawan dalam bertahan.
Namun fans masih setia menunggu momen menggembirakan untuk tiba, saat mereka mampu mendominasi pertandingan selama 90 menit laga dan bermain dengan tempo tinggi, menyerang penuh ambisi seperti era Alex Ferguson.
Van Gaal kerap mengklaim bahwa benteng pertahanan timnya adalah yang terbaik ketiga di liga dan tidaklah rapuh, namun perlu diingat bahwa itu semua tercapai karena penampilan cemerlang David De Gea yang hapir selalu berulang setiap pekannya.
Ini adalah jenis permainan yang telah menarik ejekan dari fans Spurs yang terkenal tidak sabar dan sementara kubu Stretford End terus mendukung Van Gaal, meski kecaman terus berkembang, terutama usai kinerja buruk saat dikalahkan Arsenal 2-1 di perempat-final Piala FA.
Van Gaal sepertinya akan kembali diberi £150 juta untuk berbelanja di musim panas mendatang sebagaimana ia ingin menambal kelemahan skuat namun tidak ada jaminan uang akan menyelesaikan masalah yang ada, bahkan dengan posisinya yang akan terus menjabat.
Di saat Tottenham telah mengorbitkan sejumlah bintang dari skuat U-21, United justru memiliki penyerang dengan gaji £240,000 per pekan yang kerap menghuni bangku cadangan dan bahkan tidak bisa mencetak gol di tim cadangan.
Van Gaal mungkin senang saat menjual Danny Welbeck demi mendatangkan Radamel Falcao musim panas lalu, jika membesut Spurs mungkin Kane tidak memiliki kesempatan untuk berkembang. Levy kini bisa jadi senang dengan situasi saat dirinya urung menggaet Van Gaal.
YM: cs1.dewata88
YM: cs2.dewata88
PHone:087888590408
BBM:23727429
facebook:hairasexiola@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar